Selasa, 04 Desember 2012

Tips sebelum menggunakan kawat gigi


Prosedur sebelum menggunakan kawat gigi  Behel atau kawat gigi saat ini sangat populer di Indonesia, terlebih di kalangan para remaja (pelajar) ibukota. Hal ini tak lepas dari gaya hidup yang “aneh”. Saya katakan “aneh” karna memang cukup menggelitik. Bagaimana bisa behel yang fungsi utamanya untuk merapihkan susunan gigi bisa menjadi sebuah tren fashion. 

   Gigi yang tertata rapi memberikan kita rasa percaya diri tentunya. Senyum jadi lebih manis dan nggak bikin kita diketawain orang. Meski nggak enak dan merepotkan, tapi behel / kawat gigi akan sangat membantu untuk merapikan gigimu. Apalagi sekarang banyak behel yang ber-desain imut dan manis.
Tips sebelum memakai behel/kawat gigi :

Pakai Karena Kebutuhan.
   Ini sangat penting bila kamu ingin memakai behel pastikan bahwa gigi kamu memang rusak. Jangan hanya karena ingin ikut tren atau gaya kamu ikut-ikutan memakainya karena memakai behel tidak semudah kelihatannya. Orang yang boleh mengenakannya adalah mereka yang memiliki gigi yang letaknya tidak pada tempatnya, bertumpuk dan berjejal-jejal sehingga kekurangan tempat, tumbuh terlalu jarang sehingga ada celah di antara gigi-gigi, atau letaknya terlalu maju atau mundur. Karena fungsi behel adalah merapikan gigi.

Dokter Khusus.
   Hanya dokter gigi tertentu yang bisa memasangkan behel yakni dokter spesialis orthodonti. Jadi jangan sembarangan pergi ke dokter gigi, pastikan dia merupakan ahlinya.

Jenis Behel/Kawat Gigi.
   Ada berbagai jenis behel ada yang terbuat dari metal, clear/transparan yang berwarna seperti warna gigi. Untuk clear, bahannya bisa terbuat dari composite, porselin, atau plastik. Atau ada juga behel dengan penahan karet/karet pengikat bracket (kotak yang ditempel di gigi) ini paling disukai oleh kaula muda karena bantalan karetnya bisa berwarna-warni.

Tahapan Pemakaian.
   Sebelum mengenakan behel ada beberapa tahapan yang mesti dilakukan yakni, membuat cetakan model gigi, memotret gigi, merontgen gigi, kepala, serta wajah pasien secara keseluruhan. Ini semua agar perawatan benar-benar sempurna dan tidak asal-asalan karena biasanya ketika dipakaikan behel wajah jadi berubah. Biasanya gigi yang menumpuk-numpuk terjadi karena rahang kecil, jadi giginya harus dikurangi beberapa.

Efek Behel.
   Setidaknya ada beberapa efek yang ditimbulkan bila mengenakan behel yakni, rasa sakit ketika pertama kali menggunakan behel. Lubang gigi dan karang gigi akan cepat terjadi karena tidak menyikat menyikat gigi dan menjaga kebersihan mulut. Belum lagi efek pada jariangan lunak, terutama pada gusi bibir dan pipi lebih mudah timbul radang gusi dan sariawan.

Wajib Dilakukan.
   Ada beberapa hal yang wajib dilakukan bila kamu menggunakan behel yakni, rajin membersihkan gigi setiap makan, selalu sediakan tusuk gigi. Serta jangan lupa untuk membawa sikat gigi untuk bersihkan sisa-sisa makanan yang nempel di bracket. Gunakan sikat gigi khusus untuk perawatan orthodonti atau sikat gigi anak-anak, yang bulu sikatnya lembut agar tidak merusak bracket. Kontrol gigi sesuai jadwal yang ditentukan dokter. Iris kecil-kecil semua makanan yang masuk dan kunyah secara perlahan-lahan. Bila memakai karet elastik atau head gear, pasang sesuai dengan petunjuk dokter gigi.

Hal Yang Dilarang.
   Mencoba melepas atau menyetel kawat gigi yang sudah dipasang karena bisa merubah susunan yang telah ditetapkan. Memakan permen karet, permen keras, daging yang liat, keripik, kerupuk yang keras. Mengutakatik sendiri bracket yang lepas atau kawat yang menusuk gigi. Ini sangat berbahaya hubungi dokter untuk penangulangannya.

Penyebab Bau Mulut

Penyebab Bau Mulut   Memiliki masalah bau mulut adalah sebuah petaka. Bukan karena masalah bau mulut merupakan bagian dari suatu penyakit yang parah, namun masalah bau mulut bisa membuat kita dihindari oleh orang-orang dekat kita bahkan oleh orang yang baru kenal sekalipun. Sayangnya, banyak orang yang tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya memiliki bau mulut yang cukup mengganggu orang-orang disekitarnya.

    Bau mulut memang mengganggu dalam pergaulan. Menurut dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam, penyakit napas bau atau halitosis, adalah keadaan di mana terdapat bau yang tidak menyenangkan dari napas seseorang. Dapat disebabkan oleh bakteria yang berkembang akibat makanan yang tertinggal di dalam mulut.  Halitosis cukup sering ditemukan, dan bersama-sama dengan karies gigi dan penyakit periodontium merupakan penyebab tersering seseorang pergi berobat ke dokter gigi.

   Halitosis selain pada orang yang sedang sakit, juga ditemukan pada orang sehat sewaktu  bangun tidur pagi hari. Hal tersebut terjadi akibat bakteria yang berada di sekitar mulut menjadi aktif, karena ada sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut, di sekitar celah-celah gigi, kerongkongan, langit langit, sekitar lidah dan gusi.
Bakteria aktif waktu malam hari ketika kita tidur, karena ada sisa makanan,  pH air liur yang lebih asam, dan kurang aktivitas mengunyah dan bicara.  Sebetulnya mulut bau mudah dicegah, relatif mudah diobati, namun juga mudah terjadi  jika kesehatan dan kebersihan mulut tidak dijaga.

    Selanjutnya, menurut dr Zubairi yang juga konsultan onkologi dan hematologi medik ini, bau mulut juga dapat disebabkan oleh penyakit ginjal menahun, penyakit hati menahun, infeksi saluran napas dan sinusitis (radang sinus, rongga di tulang wajah). Bau mulut juga dapat dipicu oleh penyakit di gusi (gusi bengkak atau gusi berdarah). Untuk menghindari bau mulut diperlukan cukup minum  dan cukup banyak bicara dan mengunyah.

    Merokok dan minum alkohol juga merupakan penyebab yang sering ditemukan pada mulut bau (serta penyebab berbagai  penyakit lain), karena itu harus dihentikan. Penyebab mulut bau  yang lumayan sering ditemukan adalah kebiasaan makan  makanan  berbau, misalnya petai, jengkol, bawang, dan durian. Beberapa obat antihistamin, diuretik  juga dapat  mengeluarkan bau tidak enak.

Penyakit Gusi

  Informasi Seputar Penyakit Gusi    Radang gusi (gingivitis) adalah keadaan di mana terjadi perubahan struktural pada gusi. Ditandai dengan adanya perubahan bentuk dan warna pada gusi. Radang gusi disebabkan karena kurang memperhatikan kebersihan mulut. Jika tidak segera ditanggulangi akan mengakibatkan enfeksi yang membahayakan anatomi tubuh lainnya. Karena itu, waspadalah terhadap radang gusi!

    Radang Gusi disebut juga penyakit gusi atau penyakit periondotal, yang diakibatkan pertumbuhan bakteri di mulut dan yang lebih parah lagi jika tidak segera diobati maka gigi akan hilang dikarenakan jaringan mengelilingi gigi. Gusi berdarah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Penyebab yang paling sering adalah adanya plak dan karang gigi (kalkulus) yang menempel pada permukaan gigi. Gigi kita dilapisi oleh lapisan transparan licin yang disebut pellicle. Pellicle yang dikolonisasi oleh bakteri disebut plak. Selanjutnya, bila tidak dibersihkan maka plak dapat mengalami mineralisasi (pengerasan), sehingga membentuk karang gigi yang melekat pada permukaan gigi. Biasanya karang gigi dijumpai pada leher gigi.

    Karang gigi tidak hanya melekat pada permukaan gigi yang tampak (terletak di atas garis gusi), tapi juga dapat melekat pada permukaan gigi yang tertutup oleh gusi. Pada permukaan karang gigi biasanya juga terdapat koloni bakteri. Koloni bakteri pada plak dan karang gigi inilah yang mengakibatkan kerusakan jaringan penyangga gigi, yang dimulai dari gingiva (bagian gusi yang dapat kita lihat). Keadaan ini disebut gingivitis (radang gusi). Karena ada peradangan maka gusi menjadi mudah berdarah apabila terkena trauma mekanis, misalnya sikat gigi atau tusuk gigi. Jadi, gusi berdarah adalah tanda awal adanya kerusakan gusi.

   Apabila tidak segera ditangani maka karang gigi dapat terus bertambah sehingga perlekatan gusi pada permukaaan gigi menjadi lepas dan terbentuk adanya kantung pada gusi (disebut periodontal pocket). Kondisi ini disertai juga dengan perdarahan gusi dan kerusakan tulang penyangga gigi. Akibatnya bila tidak segera ditangani gigi menjadi goyang dan akhirnya tanggal. Keadaan ini disebut periodontitis.
Perbedaan Antara Radang Gusi ( Gingivitis) Dan Penyakit Gusi (Periodontitis).
Radang Gusi (Gingivitis) biasanya lebih dahulu daripada Penyakit Gusi (Periodontitis). Tetapi belum tentu Radang Gusi menjadi Penyakit Gusi.

   Radang Gusi terbentuknya bakteri dalam plak yang menyebabakan gusi menjadi meradang (merah dan bengkak) dan mudah berdarah di saat gosok gigi. Jika radang gigi tidak segera diatasi bisa berakibat penyakit gusi.

   Pada orang yang terkena penyakit gusi, lapisan bagian dalam gusi dan tulang menjauh dari gigi dan membebtuk kantung. dan ruang – ruang kecil gigi dapat ditempati oleh bakteri – bakteri. bakteri ini dapat menyebabkan toksin atau racun dalam plak.
Penyebab Penyakit Gusi.
Beberapa penyebab penyakit gusi :
  • Kebiasaan merokok akan menghambat pertumbuhan gusi untuk sembuh
  • Kebiasaan buruk tidak menggosok gigi setiap hari, sehingga mempermudah terkena radang gusi
  • Perubahaan Hormon terjadi di saat kehamilan, pubertas, menepouse, bulanan saat menstruasi, membuat gusi lebih sensitif
  • Penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan gusi, seperti penyakit kanker, HIV/AIDS, dan penyakit Diabetes
  • Obat – obatan yang dapat mengurangi kesehatan mulut karena sebagian besar mengurangi air liur yang memiliki efek protektif pada gusi dan gigi
  • Adanya riwayat penyakit gigi dapat menjadi faktor menjadi pengembangan radang gusi
Gejala Penyakit Gusi.
Gejala-gejala penyakit gusi adalah :
  • Gosok gigi dengan tekanan normal, Jika rasa sakit atau perdarahan terjadi, Anda mungkin mengalami gejala awal penyakit.
  • Perhatikan bau mulut, Bau mulut sebenarnya cukup lazim terjadi dan merupakan sesuatu yang normal. Hanya saja jika terjadi bau mulut kronis, kemungkinan besar itu merupakan gejala penyakit.
  • Perhatikan rasa sakit pada gusi atau gusi yang berubah lunak, nyeri saat menyikat gigi, saat makan atau minum perlu diperhatikan. Sebagian orang merasakan sakit yang lebih parah saat minum soda.Gusi yang sakitt atau terasa lunak merupakan tanda terjadinyapenyakit
  • Perhatikan setiap penumpukan plak pada gigi, Penumpukan plak dapat menyebabkan gingivitis (radang gusi), serta menjadi sumber bakteri dan infeksi.
 Mencegah Penyakit Gusi.
 Penyakit gusi dapat dicegah dengan cara :
  • Menyikat Gigi secara teratur setiap hari
  • Menjaga kesehatan mulut dan gigi
  • Lakukan perawatan gigi dan mulutnsecara rutin ke dokter gigi atau ahli kesehatan gigi
  • Apabila sudah terkena penyakit gusi degera lakukan perawatan ke dokter gigi supaya dapat seger diobati penyakit tersebut
  • Tingkatkan asupan vitamin C

Dokter Gigi Spesialis Prostodonsia

    Unit Radiologi Dental dulunya bernama Laboratorium Oral Roentgenology, mulai didirikan tahun 1968. Radiologi Dental merupakan cabang llmu Kedokteran Gigi yang mempelajari tentang prosedur pengambilan roentgen foto gigi, rahang dan tulang tengkorak, serta interpretasi hasil roentgen foto. 
    Staf Pengajar yang ada di Departemen ini selain bertugas memberikan kuliah, juga bertugas membimbing praktikum dan tugas akhir (skripsi) dalam bidang Radiologi Dental untuk mahasiswa yang menjalani Program Pendidikan Akademik.
    Unit Radiologi Dental disamping bertugas mendidik dan melatih keterampilan mahasiswa di bidang Radiologi khususnya Radiologi Dental, juga melayani pasien-pasien Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P) Fakultas Kedokteran Gigi USU maupun pasien kiriman dari luar Fakultas Kedokteran Gigi USU.



 MG 1858 

    Departemen Periodonsia (dulunya Bagian Periodontologi) berdiri sejak tahun 1967. Periodonsia merupakan cabang dari llmu Kedokteran Gigi yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan perawatan jaringan pendukung gigi.
Dosen pada Departemen ini selain bertugas memberikan kuliah dan membimbing tugas akhir (skripsi) untuk mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Akademik, juga memiliki tugas membimbing kerja klinik mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Profesi dalam memberikan pelayanan pada masyarakat yang mernbutuhkan perawatan jaringan pendukung gigi yang datang berobat ke Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P) Gigi Fakultas Kedokteran Gigi USU.
    Adapun tujuan pendidikan dari Departemen ini ialah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari peserta didik dalam bidang perawatan jaringan pendukung gigi.
 
    Departemen Prostodonsia dibuka pada tahun 1965 yaitu bersamaan dengan diresmikannya pembukaan Dental Clinic Fakultas Kedokteran Gigi USU. Pada mulanya Departemen ini bernama Bagian Prostodontics akan tetapi sejak 1983 namanya disesuaikan menjadi Lab. Prostodonsia.
    Prostodonsia merupakan salah satu cabang dari ilmu kedokteran gigi yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan penggantian gigi yang hilang/dicabut dengan gigi tiruan.
     Dosen pada Departemen ini, selain bertugas memberikan kuliah, membimbing praktikum dan tugas akhir (skripsi) dalam bidang ilmu gigi tiruan untuk mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Akademik, juga memiliki tugas membimbing kerja klinik mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Profesi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat yang membutuhkan pembuatan gigitiruan di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P) Fakultas Kedokteran Gigi USU.
     Adapun tujuan pendidikan dari Departemen ini adalah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dari peserta didik dalam bidang ilmu gigi tiruan.




FSDF 

    Untuk memenuhi perkembangan kurikulum Fakultas Kedokteran Gigi USU maka pada tahun 1977 didlrikan Bagian llmu Kesehatan Gigi Anak (Paedodental). Pada tahun 1984 Bagian llmu Kesehatan Gigi Anak diganti namanya menjadi Laboratorium Kesehatan Gigi Anak di bawah Jurusan llmu Kedokteran Gigi Masyarakat.

    llmu Kesehatan Gigi Anak merupakan cabang darl llmuk kedokteran gigi yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan kesehatan gigi anak. Staf pengajar yang ada di Departemen ini selain bertugas memberikan kuliah dan membimbing tugas akhir (skripsi) dalam bidang llmu Kesehatan Gigi Anak untuk mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Akademik, juga memiliki tugas membimbing kerja klinik mahasiswa yang sedang menjalani Program Pendidikan Profesi didalam melakukan perawatan gigi anak pada Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan (RSGM-P) Fakultas Kedokteran Gigi USU.

    Tujuan pendidikan dari Departemen ini ialah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam melakukan tindakan perawatan gigi terhadap anak-anak.

Pasang Behel di Ahli Gigi, Bahayakah?



Halo Gadis, Pemasangan kawat gigi selain di dokter gigi spesialis ortodonti (spesialis pemasangan kawat gigi) tentulah sangat tidak tepat dan menimbulkan resiko. Mengapa demikian?, karena seorang “ahli gigi” tidak memiliki kemampuan klinis yang terpadu dengan ilmu pengetahuan mengenai anatomi rongga mulut, kesehatan, serta ilmu pendukung lainnya.

Pemasangan kawat gigi tidak boleh sembarangan, karena harus melalui berbagai prosedur pemeriksaan klinis dan analisa yang cukup rumit, di antaranya analisa model gigi anda, analisa foto rontgen panoramik dan cephalometrik. Kesimpulan dari hasil analisa tersebut mencakup perlu dilakukan pencabutan atau tidak, pelebaran rahang atau tidak, pengasahan gigi atau tidak, pemilihan alat dan bahan ortodonsia yang tepat, serta perkiraan hasil akhir perawatan.

Berbagai persyaratan kondisi rongga mulut untuk pemasangan kawat gigi-pun cukup banyak, misalnya tidak boleh ada karang gigi, kesehatan gusi harus optimal, tidak boleh ada gigi yang berlubang, serta tidak boleh ada sisa akar gigi.

Sterilitas dan kebersihan alat, serta kebersihan operator juga diperlukan selama tindakan perawatan gigi. Jika tidak dipenuhi, infeksi silang antara pasien yang satu dengan yang lain, serta pasien dengan operatornya akan terjadi.

Semua prosedur di atas tentu saja tidak akan dijalani oleh seorang “ahli gigi”. Efek samping yang akan terjadi jika kawat gigi dipasang tidak sesuai prosedur adalah gigi akan bergerak secara ekstrim, yang justru akan semakin memperparah susunan gigi-geligi anda, menyebabkan gusi meradang, sehingga gigi anda akan mengalami kegoyangan yang hebat. Kemungkinan lainnya adalah gigitan antara gigi atas dan gigi bawah juga tidak akan harmonis dan terjadinya nyeri pada sendi rahang anda.

Cerita Suka Dunia Kedokteran Gigi

  Di postng saya kali ini saya akan, memberikan cerita dari seseorang tentang suka duka di kedokteran gigi.. Silahkan~

    Alhamdulillah gue masih diberi kesempatan buat nulis di blog lagi.. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan pun terlambat datang, tapi setelah di cek ke dokter akhirnya bulan datang juga. Setelah postingan tentang penerimaan kiriman cerita untuk blog gue lewat email diterbitkan, banyak banget yang ngirim ke email gue. Terima kasih banyak buat partisipasinya. Itu ucapan gue sebelum gue klik inbox mailnya. Pas gue klik, semua email masuk berupa konfirmasi dari twitter dan situs belanja pemutih kulit online!!! Dan ucapan terima kasih atas kiriman emailnya gue batalin, resmi ditarik agen. Kenapa nggak ada yang ngirimin cerita suka ke email gue? Apa karena emang nggak ada cerita bahagia yang dialamin? Kalo bener begitu, miris banget. Tetap berjuang mencari cerita bahagia di dunia kedokteran gigi ya. Kenapa nggak ada yang ngirimin email cerita ke gue? Ngirimin file tugas kelompok yang udah dibagi-bagi jatahnya pun males, apalagi kalo mau ngirimin email cerita-cerita nggak penting gitu. Poor me.. Udahlah, gue nggak nangis kok. Gue generalisasi in aja ya peristiwa suka yang dialami semua orang yang terlibat di dunia kedokteran gigi... Gue yakin semua pasti bahagia dan seneng kalo :

- Mahasiswa kedokteran gigi : Suka, bahagia dan seneng banget tuh kalo lagi ngupload foto-foto wisuda S1 kedokteran gigi ke fesbuk dan jadiin foto tersebut jadi DP BBM. Berakhir sudah masa kuliah S1 nya selama kurang lebih 4 tahun. Right?? Tapi tetep sadar, masih ada masa koas, di depan udah ada track balapan mobil off road menunggu. Dan track off road itu pun akan dijajal pake sepeda ontel. Jatuh bangun, ngayuhin sepedanya berat, luka lecet gara-gara jatoh, saling salip menyalip, senggol menyenggol kalo pengendaranya nakal, ban pecah, dan rintangan laennya. Begitulah kurang lebih analoginya. Apabila salah kata gue minta maaf, kepada Tuhan gue minta ampun, kepada pembina upacara gue hormat grak.

- Mahasiswa Koas Gigi : Suka,bahagia, dan seneng banget tuh kalo masa koasnya udah berakhir alias lulus jadi dokter gigi. Tapi inget, tetep berpijak pada bumi. Jangan sesekali merasa angkuh dan tinggi hati. Sekali lagi tetep berpijak pada bumi, jangan berpijak pada rumput yang bergoyang. Nggak akan kuat. Apalagi berpijak pada mbak Inul yang bergoyang atau mobil yang bergoyang. Bisa bahaya.

- Pasien : Seneng banget kalo biaya perawatannya ditanggung si koas gigi. Gigi terawat, dompet aman. Atau kalo bagi pasien yang berobat ke dokter gigi, seneng itu kalo pas udah kelar perawatannya dan si dokter gigi atau perawatnya lupa buat nagih biaya perawatan. Senyum jadi pede, ngajakin cewek makan pun tetep pede.

- Dokter Gigi : Pasti seneng dan bangga banget kalo baca Maryamah Karpov nya si Andrea Hirata, tertulis 3 kualifikasi yang dimiliki dokter gigi, 1. Kecerdasan, 2. Kecantikan wajah, 3. Tenaga Kuli. Bahagianya kenapa?? Karena kalo lagi jenuh jadi dokter gigi, bisa nyambi jadi peneliti, pemaen catur, detektif atau ilmuwan karena kecerdasannya, jadi  model, bintang iklan atau jadi pengganti Nikita Willy  karena kecantikan wajahnya, jadi kuli, penarik kereta kuda, penarik bajak sawah, atau gantiin om Limbad narik mobil truk pake gigi karena tenaganya. Enak kan kalo bisa milih gitu?

    Banyak kok kebahagiaan laen yang dimiliki seseorang yang berkutat di dunia kedokteran gigi. Kalo pun belum nemu sekarang, yakin lah saat itu bakal tiba. Kalo nggak percaya nantikanlah di teluk bayur. Sakit-sakit dahulu, makan obat penenang kemudian, eh bersenang-senang kemudian. Yang ACC nya tertunda/delay hari ini, yakin lah besok-besok ACC nya akan ganti penerbangan, atau rela nunggu delay ACC nya selama berjam-jam demi mendapatkan uang kompensasi sebesar 400 ribu rupiah.Eh, maaf. Gue salah. ACC bukan kayak naek pesawat. ACC juga bukan kayak naek pitam. Itulah perjuangan. Manisnya akan terasa di akhir.. Tetep semangat teman-teman sejawat dan seperjuangan!!

Cara Memperkenalkan Anak Pada Dokter Gigi


  Hampir semua anak takut dibawa ke dokter gigi, berbagai alasan pun akan diutarkan anak-anak untuk menghindari dokter gigi yang kadang dianggap monster. Jika anda ingin agar anak tidak lagi taku pergi ke dokter gigi, berikut tips dari Dr Hamimam Ardisty bagi para orang tua.

“ Sebelum anak-anak kedokter gigi untuk priksa gigi atau perawatan, seharusnya orang tua mengajarkan anaknya untuk bisa menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.  Minimal setiap malam sebelum tidur, Anda dan anak menyikat gigi bersama di depan cermin. Bila perlu, bantu anak menyikat giginya. Tunjukkan pada anak apa yang akan dilakukan dokter gigi, misalnya menghitung giginya,” kata Hamimah pada Harian Orbit, Minggu (20/5).

   Proses selajutnya dalah memperkenalkan anak pada profesi dokter gigi. Mulai dengan membacakan cerita atau putarkan film tentang kunjungan ke dokter gigi. Bisa juga dengan bermain peran dokter gigi dengan anak-anak. Misalnya dengan menjadikan boneka anak sebagai pasien dan tunjukkan apa yang akan dilakukan dokter gigi pada si pasien. Beri giliran pada anak untuk berperan sebagai dokter gigi seperti Anda contohkan.

   “Orang tua juga harus bisa memahami ketakutan anak.  Biarkan anak bercerita tentang apa yang dia takutkan bila diajak ke dokter gigi. Bila anak takut sakit, misalnya,  jelaskan bahwa dokter gigi akan bertindak lembut dan hati-hati sehingga dia merasa nyaman,” jelas Hamimah. Kalau bisa, masih kata Hamimah, orang tua harus  meluangkan waktunya untuk memperkenalkan anak pada dokter gigi dan kamar prakteknya. Misalnya, ajak dia menemani Anda saat Anda yang periksa gigi.

   Melihat orang tuanya nyaman ketika dirawat giginya, terbiasa mencium aroma ruang rawat gigi, kenal operator, dan bunyi alat-alat dental, biasanya akan membuat anak-anak terbiasa dan akan lebih berani jika diperiksa giginya. Sebagian anak akan lebih merasa nyaman dan hilang rasa takutnya jika sang dokter gigi melengkapi ruangan prakteknya dengan gamar-gambar lucu, khasnnya anak-anak.

   Oleh karena itu, kalau bisa, orang tua harus memilih dokter gigi specialis anak. Yang punya peralatan lengkap dan tahu persis bagaimana menghadapi anak-naka yang takut ke dokter gigi, yang punya dekorasi ruang praktek homemy.“Pemilihan waktu juga menjadi salah satu factor lancarnya jam ke dokter gigi. Jika bisa pilih lah waktu dipagi hari, saat anak masih fress dan santai, orang tua juga harus meluangkan waktu seharian penuh untuk menemani sang anak agat ia merasa nyaman dan tahu kalau orang tuanya akan ada terus bersamanya sampai ia pulang kerumah,” katanya lagi.

   Membiarkan anak membawa mainan atau benda favoritnya juga menjadi salah satu trik untuk mengalihkan perhatian sang anak saat berada di ruang praktek dokter gigi. Disamping itu, orang tua juga harus tenang. Proses  belajar paling sederhana yang dilakukan anak adalah mengamati perilaku orang lain, terutama orang tuanya. Bila Anda ingin menghilangkan rasa takut anak, Anda harus tenang. Bila perlu, pangku anak Anda yang berusia di bawah 5 tahun selama giginya diperiksa dokter.

   Bila pada kunjungan pertama Anda memangkunya, kunjungan berikut biarkan dia duduk sendiri di kursi periksa. Dengan begitu muncul dorongan dalam diri anak untuk membangun hubungan yang hangat dengan dokter gigi tanpa rasa cemas.“Merawat gigi anak memang gampang-gampang susah. Agar pertumbuhan gigi anak berlangsung dengan oke, Anda bisa mengenalkan anak dengan dokter gigi sejak dini,” jelas Mimah.
Munculnya gigi-geligi pada anak, berarti anak sudah mulai harus diperkenalkan oada sosok dokter gigi. Tujuannya, agar ia terbiasa memeriksakan gigi sejak dini. Jadi, bawalah anak Anda ke dokter gigi sekitar enam bulan setelah gigi pertamanya muncul. Atau, ketika anak berusia sekitar satu tahun. Doker gigi akan menjelaskan lebih detail mengenai perawatan gigi anak. Apabila ada pertumbuhan gigi yang belum sempurna, biasanya dokter gigi juga akan membuatkan foto rontgent (X-ray) panoramic. Melalui foto ini, dapat dilihat pertumbuhan gigi dan rahangnya.

   Dengan ke dokter gigi, anak juga akan diperkenalkan berbagai alat-alat untuk periksa gigi. Tak perlu khawatir anak akan menangis, karena untuk membersihkan giginya akan digunakan sikat gigi kecil (brush low speed). Untuk itu, saran Mimah, sebelum ke dokter gigi, orang tua harus mencari informasi sebanyak mungkin dari kerabat atau teman yang sudah memilki dokter gigi anak langganan. Atau, dari seumber lainnya, seperti majalah kesehatan dan internet.

   Kalau bisa, pilih dokter gigi spesialis anak, keren abiasnaya merek amemiliki bekal kesabaran serta taktik khusus dalam menangani pasien anak-anak.Pertimbangkan karakter dokter.
Balita tentu akan merasa nyaman dan senang bila ditangani oleh seorang dokter gigi yang ramah, senang humor, serta mudah akrab dengan anak-anak. “Pilih suasana praktik yang akrab dan menyenangkan bagi anak-anak. Juga, peralatan yang digunakan dilengkapi dengan aksesori lucu khas anak-anak.Upayakan jarak tempat praktik dokter tidak terlalu jauh dari tempat tinggal dan jam praktiknya sesuai dengan kebutuhan anak,” tutup Dr Hamimah Ardisty. Om-14

Kedokteran Gigi di Indonesia

     Kedokteran gigi adalah ilmu mengenai pencegahan dan perawatan penyakit atau kelainan pada gigi dan mulut melalui tindakan tanpa atau dengan pembedahan. Seseorang yang mempraktikkan ilmu kedokteran gigi disebut sebagai dokter gigi.

 

Kedokteran gigi umum

      Praktek kedokteran gigi umum meliputi tindakan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif terhadap kondisi gigi dan mulut individu ataupun masyarakat.

Tindakan perawatan yang dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi umum antara lain penambalan gigi berlubang, pembersihan karang gigi, pencabutan gigi, pembuatan gigi tiruan.

Seorang dokter gigi seringkali menggunakan sinar-x dalam menegakkan diagnosa.

 

 

PENDIDIKAN GOKTER GIGI

Di Indonesia, seorang calon dokter gigi harus mengikuti pendidikan khusus di fakultas kedokteran gigi selama kurang lebih 4 tahun untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi (S.KG.). Kemudian harus mengikuti masa magang/kepaniteraan (ko-ass) di rumah sakit atau sarana kesehatan lainnya selama kurang lebih 2 tahun untuk mendapatkan gelar dokter gigi (drg).

Konsil Kedokteran Indonesia

Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) berdasarkan UU no. 29 Tahun 2004 tentang praktik Kedokteran, telah dibentuk untuk melindungi masyarakat penerima jasa pelayanan kesehatan dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dari dokter dan dokter gigi, yang terdiri atas Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi. KKI bertanggung jawab kepada Presiden dan berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia.

KKI mempunyai fungsi pengaturan, pengesahan, penetapan, serta pembinaan dokter dan dokter gigi yang menjalankan praktik kedokteran dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medis.

KKI mempunyai tugas meregistrasi dokter dan dokter gigi, mengesahkan standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi dan melakukan pembinaan terhadap penyelenggaraan praktik kedokteran yang dilaksanakan bersama lembaga terkait sesuai dengan fungsi masing-masing.

Standar pendidikan profesi dokter dan dokter gigi yang disahkan Konsil ditetapkan bersama oleh Konsil Kedokteran Indonesia dengan kolegium kedokteran, kolegium kedokteran gigi, asosiasi institusi pendidikan kedokteran, asosiasi institusi pendidikan kedokteran gigi, dan asosiasi rumah sakit pendidikan.

KKI mempunyai wewenang:

  • menyetujui dan menolak permohonan registrasi dokter dan dokter gigi,

  • menerbitkan dan mencabut surat tanda registrasi dokter dan dokter gigi,

  • mengesahkan standar kompetensi dokter dan dokter gigi,

  • melakukan pengujian terhadap persyaratan registrasi dokter dan dokter gigi,

  • mengesahkan penerapan cabang ilmu kedokteran dan kedokteran gigi,

  • melakukan pembinaan bersama terhadap dokter dan dokter gigi mengenai pelaksanaan etika profesi yang ditetapkan oleh Organisasi Profesi,

  • melakukan pencatatan terhadap dokter dan dokter gigi yang dikenakan sanksi oleh organisasi profesi, atau perangkatnya karena melanggar ketentuan etika profesi.

Susunan organisasi Konsil Kedokteran Indonesia terdiri atas:

  • Konsil Kedokteran

  • Konsil Kedokteran Gigi.

Konsil Kedokteran dan Konsil Kedokteran Gigi masing-masing terdiri atas 3 divisi yaitu:

  • divisi registrasi,

  • divisi standar pendidikan profesi,

  • divisi pembinaan.

Jumlah anggota Konsil Kedokteran Indonesia berjumlah 17 orang yang terdiri dari unsur-unsur yang berasal dari :

  • Organisasi Profesi Kedokteran 2 orang,

  • Organisasi Profesi Kedokteran Gigi 2 orang,

  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran 1 orang,

  • Asosiasi Institusi Pendidikan Kedoktan Gigi 1 orang,

  • Kolegium Kedokteran 1 orang,

  • Kolegium Kedokteran Gigi 1 orang,

  • Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan 2 orang,

  • Tokoh Masyarakat 3 orang,

  • Departemen Kesehatan 2 orang,

  • Departemen Pendidikan Nasional 2 orang.

Keanggotaan KKI untuk pertama kali ditetapkan oleh Presiden atas usul Menteri Kesehatan (pasal 84 Undang Undang No. 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran).

Informasi Pendaftaran memuat:

  • Tata Cara Registrasi Dokter / Dokter Gigi,

  • Tata Cara mendapat Persetujuan KKI bagi Peserta Program Pendidikan serta Persyaratannya pada Masa Peralihan.

Data Sementara KKI memuat informasi daftar Surat Tanda Registrasi (STR) yang telah selesai dan dikirimkan sesuai tanggal masing-masing.

Download Buku Pedoman memuat daftar arsip berformat pdf yang bebas diunduh, diantaranya :

  • buku manual persetujuan tindakan medis, rekam medis,

  • standar kompetensi dokter & dokter gigi,

  • standar pendidikan profesi dokter, dokter gigi & spesialis, penyelenggaraan praktik kedokteran, pedoman registrasi, hingga surat keterangan sehat.

Tata Cara Registrasi Dokter dan Dokter Gigi secara Online.

Sertifikat Kompetensi bagi Dokter

Sertifikat Kompetensi perlu dibuat bagi Dokter lulusan sebelum 29 April 2007 dan belum mengajukan pembuatan Surat Tanda Registrasi (STR) ke Konsil Kedokteran Indonesia (KKI).

Proses pembuatan Sertifikat Kompetensi ini hanya berlaku sampai dengan tanggal 29 Oktober 2007 (batas terakhir pengajuan STR ke KKI berdasarkan surat KKI No. KK. 01.03/KKI/Reg/IV/301)

Sertifikat Kompetensi akan dikirim ke alamat korespondensi yang tercantum dalam formulir pendaftaran dengan Pos Tercatat.

Surat Tanda Registrasi (STR)

Surat Tanda Registrasi adalah pencatatan resmi dokter dan dokter gigi yang telah memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu, serta diakui secara hukum untuk melakukan tindakan sesuai kompetensinya. Registrasi yang memenuhi persyaratan dan melewati proses verifikasi, konfirmasi, validasi dan penandatanganan oleh Registar maka terbitlah Surat Tanda Registrasi (STR). Surat Tanda Registrasi tersebut menjadi bukti tertulis yang diberikan oleh KKI bagi dokter dan dokter gigi.

Daftar Institusi Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia