Selasa, 04 Desember 2012

Cara Memperkenalkan Anak Pada Dokter Gigi


  Hampir semua anak takut dibawa ke dokter gigi, berbagai alasan pun akan diutarkan anak-anak untuk menghindari dokter gigi yang kadang dianggap monster. Jika anda ingin agar anak tidak lagi taku pergi ke dokter gigi, berikut tips dari Dr Hamimam Ardisty bagi para orang tua.

“ Sebelum anak-anak kedokter gigi untuk priksa gigi atau perawatan, seharusnya orang tua mengajarkan anaknya untuk bisa menjaga kesehatan gigi dan rongga mulut.  Minimal setiap malam sebelum tidur, Anda dan anak menyikat gigi bersama di depan cermin. Bila perlu, bantu anak menyikat giginya. Tunjukkan pada anak apa yang akan dilakukan dokter gigi, misalnya menghitung giginya,” kata Hamimah pada Harian Orbit, Minggu (20/5).

   Proses selajutnya dalah memperkenalkan anak pada profesi dokter gigi. Mulai dengan membacakan cerita atau putarkan film tentang kunjungan ke dokter gigi. Bisa juga dengan bermain peran dokter gigi dengan anak-anak. Misalnya dengan menjadikan boneka anak sebagai pasien dan tunjukkan apa yang akan dilakukan dokter gigi pada si pasien. Beri giliran pada anak untuk berperan sebagai dokter gigi seperti Anda contohkan.

   “Orang tua juga harus bisa memahami ketakutan anak.  Biarkan anak bercerita tentang apa yang dia takutkan bila diajak ke dokter gigi. Bila anak takut sakit, misalnya,  jelaskan bahwa dokter gigi akan bertindak lembut dan hati-hati sehingga dia merasa nyaman,” jelas Hamimah. Kalau bisa, masih kata Hamimah, orang tua harus  meluangkan waktunya untuk memperkenalkan anak pada dokter gigi dan kamar prakteknya. Misalnya, ajak dia menemani Anda saat Anda yang periksa gigi.

   Melihat orang tuanya nyaman ketika dirawat giginya, terbiasa mencium aroma ruang rawat gigi, kenal operator, dan bunyi alat-alat dental, biasanya akan membuat anak-anak terbiasa dan akan lebih berani jika diperiksa giginya. Sebagian anak akan lebih merasa nyaman dan hilang rasa takutnya jika sang dokter gigi melengkapi ruangan prakteknya dengan gamar-gambar lucu, khasnnya anak-anak.

   Oleh karena itu, kalau bisa, orang tua harus memilih dokter gigi specialis anak. Yang punya peralatan lengkap dan tahu persis bagaimana menghadapi anak-naka yang takut ke dokter gigi, yang punya dekorasi ruang praktek homemy.“Pemilihan waktu juga menjadi salah satu factor lancarnya jam ke dokter gigi. Jika bisa pilih lah waktu dipagi hari, saat anak masih fress dan santai, orang tua juga harus meluangkan waktu seharian penuh untuk menemani sang anak agat ia merasa nyaman dan tahu kalau orang tuanya akan ada terus bersamanya sampai ia pulang kerumah,” katanya lagi.

   Membiarkan anak membawa mainan atau benda favoritnya juga menjadi salah satu trik untuk mengalihkan perhatian sang anak saat berada di ruang praktek dokter gigi. Disamping itu, orang tua juga harus tenang. Proses  belajar paling sederhana yang dilakukan anak adalah mengamati perilaku orang lain, terutama orang tuanya. Bila Anda ingin menghilangkan rasa takut anak, Anda harus tenang. Bila perlu, pangku anak Anda yang berusia di bawah 5 tahun selama giginya diperiksa dokter.

   Bila pada kunjungan pertama Anda memangkunya, kunjungan berikut biarkan dia duduk sendiri di kursi periksa. Dengan begitu muncul dorongan dalam diri anak untuk membangun hubungan yang hangat dengan dokter gigi tanpa rasa cemas.“Merawat gigi anak memang gampang-gampang susah. Agar pertumbuhan gigi anak berlangsung dengan oke, Anda bisa mengenalkan anak dengan dokter gigi sejak dini,” jelas Mimah.
Munculnya gigi-geligi pada anak, berarti anak sudah mulai harus diperkenalkan oada sosok dokter gigi. Tujuannya, agar ia terbiasa memeriksakan gigi sejak dini. Jadi, bawalah anak Anda ke dokter gigi sekitar enam bulan setelah gigi pertamanya muncul. Atau, ketika anak berusia sekitar satu tahun. Doker gigi akan menjelaskan lebih detail mengenai perawatan gigi anak. Apabila ada pertumbuhan gigi yang belum sempurna, biasanya dokter gigi juga akan membuatkan foto rontgent (X-ray) panoramic. Melalui foto ini, dapat dilihat pertumbuhan gigi dan rahangnya.

   Dengan ke dokter gigi, anak juga akan diperkenalkan berbagai alat-alat untuk periksa gigi. Tak perlu khawatir anak akan menangis, karena untuk membersihkan giginya akan digunakan sikat gigi kecil (brush low speed). Untuk itu, saran Mimah, sebelum ke dokter gigi, orang tua harus mencari informasi sebanyak mungkin dari kerabat atau teman yang sudah memilki dokter gigi anak langganan. Atau, dari seumber lainnya, seperti majalah kesehatan dan internet.

   Kalau bisa, pilih dokter gigi spesialis anak, keren abiasnaya merek amemiliki bekal kesabaran serta taktik khusus dalam menangani pasien anak-anak.Pertimbangkan karakter dokter.
Balita tentu akan merasa nyaman dan senang bila ditangani oleh seorang dokter gigi yang ramah, senang humor, serta mudah akrab dengan anak-anak. “Pilih suasana praktik yang akrab dan menyenangkan bagi anak-anak. Juga, peralatan yang digunakan dilengkapi dengan aksesori lucu khas anak-anak.Upayakan jarak tempat praktik dokter tidak terlalu jauh dari tempat tinggal dan jam praktiknya sesuai dengan kebutuhan anak,” tutup Dr Hamimah Ardisty. Om-14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar